UMKM Jadi Pilar Utama Penopang Perekonomian Nasional di Tengah Krisis
KARTANEWS.COM, INDONESIA – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kembali mengambil peran sebagai pilar utama penopang perekonomian nasional. Berdasarkan data terbaru dari kementerian dan lembaga pemerintah, UMKM terbukti menjadi sektor yang paling dominan sekaligus paling tangguh dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, terutama saat menghadapi berbagai krisis.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, hingga beberapa tahun terakhir jumlah UMKM di Indonesia mencapai sekitar 64,2 juta unit usaha atau setara dengan 99 persen dari total pelaku usaha nasional. Dari jumlah tersebut, UMKM memberikan kontribusi sekitar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, sehingga menjadikannya tulang punggung perekonomian nasional.
Tidak hanya itu, UMKM juga memiliki peran strategis dalam penyerapan tenaga kerja. Data Kementerian Keuangan dan Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa UMKM menyerap sekitar 97 persen dari total tenaga kerja nasional. Tingginya daya serap ini menjadi faktor penting dalam menekan angka pengangguran, khususnya sektor industri besar yang mengalami perlambatan atau pemutusan hubungan kerja.
Dari sisi perdagangan luar negeri, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional terus menunjukkan potensi yang besar. Berdasarkan data yang dihimpun, kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas tercatat mencapai 15,65 persen. Angka ini menjadi indikator bahwa UMKM memiliki peluang besar untuk terus didorong naik kelas dan berorientasi ekspor.
Ketangguhan UMKM juga terlihat jelas pada masa krisis. Dalam berbagai periode sulit, mulai dari krisis moneter 1998 hingga pandemi COVID-19, UMKM berperan sebagai jaring pengaman ekonomi. Struktur usaha yang relatif fleksibel, kebutuhan modal yang lebih kecil, serta ketergantungan yang rendah terhadap pasar global membuat UMKM lebih adaptif dan cepat pulih dibandingkan usaha berskala besar.
Selain menopang pertumbuhan ekonomi, UMKM turut berperan dalam mendorong pemerataan kesejahteraan. Sebaran UMKM yang merata hingga ke wilayah pedesaan memungkinkan terjadinya distribusi pendapatan yang lebih adil serta mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah.
Peran sosial UMKM semakin kuat dengan tingginya keterlibatan perempuan. Data menunjukkan puluhan juta UMKM dikelola oleh perempuan, sehingga sektor ini berkontribusi langsung terhadap penguatan ekonomi keluarga sekaligus pemberdayaan perempuan di berbagai daerah.
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di era digital juga menunjukkan transformasi signifikan seiring upaya pemerintah mengintegrasikan UMKM ke dalam ekosistem digital nasional. Hingga awal 2024, sekitar 27,5 juta UMKM telah terhubung ke platform e-commerce dan media sosial.
Untuk memperkuat beberapa peran strategis tersebut, pemerintah terus menggulirkan berbagai kebijakan dan program pendukung. Di antaranya melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) guna mempermudah akses pembiayaan, percepatan digitalisasi UMKM agar mampu memperluas pasar, serta pemberian insentif fiskal seperti penurunan tarif Pajak Penghasilan final UMKM menjadi 0,5 persen.
Dengan kontribusi yang besar terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, ketahanan di masa krisis, hingga pemerataan ekonomi, UMKM tidak hanya menjadi motor penggerak pertumbuhan, tetapi juga benteng utama pertahanan ekonomi nasional.
Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat UMKM sebagai fondasi pembangunan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. (AUNI)
What's Your Reaction?
Like
0
Dislike
0
Love
0
Funny
0
Angry
0
Sad
0
Wow
0