Taman Desa Manunggal Jaya: Ruang Publik yang Membugarkan Tubuh, Menyehatkan Ekonomi.
Tidak semua pembangunan harus besar dan berbiaya tinggi untuk memberi dampak besar bagi masyarakat. Kadang, perubahan sederhana justru membawa manfaat yang lebih luas dan berkelanjutan. Salah satu contohnya bisa kita lihat di Desa Manunggal Jaya, Kabupaten Kutai Kartanegara. Sejak taman desa dan running track di sekitar lapangan diperbaiki, suasana desa berubah secara signifikan — tidak hanya menjadi lebih hidup, tetapi juga lebih sehat, produktif, dan berdaya secara ekonomi.
Mungkin kita jarang melihat masyarakat desa memiliki kebiasaan olahraga yang intens seperti di kota, di mana tren lari, paddle, atau senam bersama sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Warga desa umumnya terlihat lebih tertutup dan kesehariannya sudah dipenuhi pekerjaan fisik di ladang, kebun, atau sungai. Karena itu, berolahraga secara rutin sering dianggap tidak perlu — atau bahkan terasa melelahkan.
Namun siapa sangka, setelah pembangunan taman dan lintasan lari di Manunggal Jaya, semangat berolahraga justru tumbuh luar biasa. Setiap pagi dan sore, kawasan taman selalu ramai. Saya yang rutin berlari di running track hampir tidak pernah menemukan taman dalam keadaan sepi — tidak ada satu waktu pun saya berolahraga sendirian. Selalu ada warga yang berjalan santai, anak muda berlari, ibu-ibu bercengkerama sambil senam, atau anak-anak bermain bola di lapangan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa ruang publik yang dirancang dengan baik mampu menghidupkan kembali semangat sosial dan kebersamaan warga. Taman menjadi ruang pertemuan alami — tempat masyarakat berinteraksi, tertawa, dan saling menyapa. Di tengah rutinitas pekerjaan dan tekanan hidup, taman menghadirkan keseimbangan baru: antara kerja dan kebugaran, antara aktivitas dan kebahagiaan.
Yang menarik, manfaat taman ini tidak berhenti pada kesehatan. Seiring meningkatnya aktivitas warga, denyut ekonomi desa juga ikut tumbuh. Di sekitar taman kini bermunculan pedagang kaki lima dan pelaku UMKM baru: penjual jus, gorengan, minuman segar dan lain-lain. Warga yang sebelumnya hanya beraktivitas di rumah—sebagai ibu rumah tangga atau yang belum memiliki usaha— kini mulai berjualan di sore hari. Beragam masyarakat berjualan di sekitar taman, mulai dari anak muda hingga warga yang sudah lanjut usia. Semangat mereka dalam berusaha menghadirkan harapan baru akan meningkatnya kesejahteraan.
Perputaran ekonomi ini menunjukkan bahwa pembangunan ruang publik yang inklusif mampu memberi efek berganda (multiplier effect) terhadap kesejahteraan masyarakat. Taman yang ramai menghadirkan peluang usaha baru, menumbuhkan semangat kewirausahaan, dan menciptakan lapangan kerja tanpa harus mengandalkan proyek besar atau bantuan pemerintah.
Taman desa seperti di Manunggal Jaya seharusnya dipandang lebih dari sekadar fasilitas rekreasi. Ia merupakan inkubator alami bagi ekonomi mikro. Di sana, pelaku usaha kecil bisa langsung berinteraksi dengan pelanggan, menguji produk baru, dan membangun jaringan sosial ekonomi. Jika dikelola dengan baik — misalnya melalui penataan area UMKM, dukungan kebersihan, dan penyelenggaraan kegiatan rutin seperti mengadakan event lari atau bazar mingguan — taman bisa menjadi motor penggerak ekonomi rakyat di tingkat mikro.
Apa yang terjadi di Manunggal Jaya layak dijadikan inspirasi bagi desa-desa lain di Kutai Kartanegara. Pembangunan tidak harus selalu dalam bentuk proyek fisik berskala besar. Investasi pada ruang publik yang ramah masyarakat terbukti mampu menciptakan perubahan sosial yang nyata dan berkelanjutan.
Pemerintah daerah dapat melihat taman sebagai bagian dari strategi pembangunan inklusif. Ruang publik yang sehat, aman, dan ramai bukan hanya memperindah desa, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup, partisipasi sosial, dan kemandirian ekonomi masyarakat.
Kisah Taman Manunggal Jaya memberi pelajaran sederhana: ketika masyarakat diberi ruang untuk bergerak, mereka akan tumbuh. Taman ini menjadi bukti bahwa pembangunan yang berpihak pada manusia — bukan semata pada beton — bisa menghasilkan perubahan besar dengan biaya yang relatif kecil. Ia menyehatkan tubuh, mempererat hubungan sosial, dan menghidupkan ekonomi lokal.
Dari sebidang ruang hijau di Manunggal Jaya, kita belajar bahwa kesejahteraan tidak selalu datang dari tambang, pabrik, atau proyek besar. Kadang, ia tumbuh dari tempat sederhana — dari taman yang memberi ruang bagi masyarakat untuk berolahraga, tertawa, dan saling menguatkan.
What's Your Reaction?
Like
0
Dislike
0
Love
0
Funny
0
Angry
0
Sad
0
Wow
0