Program Makan Bergizi Gratis Dihantam Isu Keterampilan Masak hingga Ribuan Kasus Keracunan
KARTANEWS.COM, JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan menyediakan asupan gizi untuk siswa sekolah, menghadapi serangkaian tantangan serius, mulai dari isu teknis pelaksanaan hingga masalah kesehatan yang menimpa ribuan penerima.
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, secara terbuka mengakui adanya hambatan dalam eksekusi program ini yang mencakup aspek produksi, rantai distribusi, dan pengawasan mutu makanan yang disajikan.
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai secara terbuka mengakui adanya hambatan dalam eksekusi program ini yang mencakup aspek produksi, rantai distribusi, dan pengawasan mutu Kendala mendasar yang disorotiNya yaitu kurangnya keterampilan (skills) para juru masak yang bertanggung jawab mengolah menu MBG.
Isu ini menjadi krusial mengingat makanan yang disajikan harus memenuhi standar gizi dan keamanan pangan.
"Saya menggunakan bahasa ada kendala. Misalnya tadi pelaksanaan produksi, dari masak, keterampilan, skill, kemudian distribusi pangannya, tempat penyimpanannya, pasti ada 1-2 problem. Kemudian kurangnya pengawasan,” ujarnya.
Dirinya menegaskan bahwa program MBG harus tetap berjalan, diiringi upaya perbaikan menyeluruh. Langkah-langkah yang diusulkan mencakup revitalisasi, peningkatan pengawasan, dan peningkatan skill SDM yang terlibat.
Peningkatan mutu tata kelola program ini dinilai mendesak, salah satunya melalui proses rekrutmen tenaga yang lebih terampil di bidang pengolahan dan distribusi pangan.
“Perlu ada revitalisasi, perlu ada pengawasan, perlu ada peningkatan skills, perlu ada rekrutmen,” tegasnya.
Dalam upaya memonitor kondisi riil di lapangan, Kementerian HAM telah mengerahkan tim di 33 kantor wilayahnya. Tim ini ditugaskan untuk mengamati langsung implementasi program MBG di berbagai daerah.
“Hampir 33 lebih Kanwil Kemenham turun untuk melihat langsung dalam rangka memastikan adanya pemenuhan kebutuhan pangan dan akselerasi serta kondisi-kondisi real yang ada di lapangan terkait dengan program,” katanya
Dadan Hidayana melaporkan data mengkhawatirkan. Dimana lebih dari 6.457 orang telah terdampak insiden keracunan MBG per tanggal 30 September 2025. Laporan Dadan dalam rapat Komisi IX DPR RI memerinci jumlah korban yang mengalami gangguan pencernaan.
“Kita lihat di wilayah satu ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307, wilayah dua bertambah, tidak lagi 4.147, ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang, Kemudian wilayah III ada 1.003 orang,” pungkasnya. (J)
What's Your Reaction?
Like
0
Dislike
0
Love
0
Funny
0
Angry
0
Sad
0
Wow
0