Pemberian Makanan Gratis Diduga Picu Keracunan Massal di SMKN 1 Sine Ngawi

Oct 2, 2025 - 18:38
 0  1
Pemberian Makanan Gratis Diduga Picu Keracunan Massal di SMKN 1 Sine Ngawi
(Kompas.com)

KARTANEWS.COM, NGAWI - Puluhan siswa SMKN 1 Sine, Kabupaten Ngawi, dilarikan ke sejumlah fasilitas kesehatan setelah mengalami gejala keracunan yang diduga berasal dari program makanan bergizi gratis (MBG) yang mereka konsumsi sehari sebelumnya. Kejadian pada Rabu (1/10/2025) ini membuat 45 siswa menderita mual, muntah, dan pusing, memicu kepanikan di kalangan guru dan orang tua.
 
Sebuah video yang memperlihatkan para siswa terbaring lemah di atas tikar di sebuah fasilitas kesehatan menyebar cepat di media sosial, menarik perhatian publik. Dalam rekaman tersebut, guru dan orang tua terlihat sibuk menenangkan para korban yang mengeluhkan sakit perut, menggambarkan betapa seriusnya situasi tersebut. 

Kejadian ini menimbulkan tanda tanya besar terkait keamanan dan kualitas makanan yang disalurkan melalui program tersebut.
 
Dikutip melalui laporan KOMPAS.COM, Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono membenarkan adanya insiden ini, meskipun penyebab pastinya masih diselidiki. 

Gejala keracunan makanan biasanya muncul maksimal dua jam setelah konsumsi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sumber keracunan kemungkinan besar berasal dari makanan yang dikonsumsi pada hari sebelumnya.

"Anak-anak hari ini belum makan MBG. Saat ini tim Dinas Kesehatan masih melakukan observasi menyeluruh," ujarnya. 
 
Para siswa yang terdampak tersebar di beberapa puskesmas dan klinik di sekitar Kecamatan Sine untuk mendapatkan perawatan intensif. Respons cepat dari pihak sekolah dan Dinas Kesehatan menjadi kunci untuk memastikan semua korban mendapatkan penanganan yang memadai. 

Menurut Rozikin, guru Bimbingan Konseling (BK) di SMKN 1 Sine, sejumlah siswa sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik.
 
"Pasien Klinik Aisyiyah sudah bisa pulang, Mutia, Azimatul, Kayla, Reni, dan Silviana," kata Rozikin melalui pesan singkat, memberikan kabar baik di tengah insiden ini. 

Meskipun demikian, ia menambahkan bahwa ada satu siswa, Mashita, yang masih menjalani rawat inap, menunjukkan bahwa tingkat keparahan gejala bervariasi di antara para korban.
 
Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan ketat terhadap program makanan sekolah. Pihak berwenang diharapkan segera menuntaskan penyelidikan untuk memastikan keamanan program serupa di masa depan. 

Insiden ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak mengenai pentingnya respons cepat dan terkoordinasi dalam menghadapi situasi darurat. (J)

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0