Perkembangan Bencana Hidrometeorologi di Sumatra, Korban Jiwa Terus Bertambah

Nov 28, 2025 - 18:08
Nov 29, 2025 - 22:31
 0  13
Perkembangan Bencana Hidrometeorologi di Sumatra, Korban Jiwa Terus Bertambah
Kondisi Sumatra Setelah Dilanda Banjir (Tiktok/@Ronny Halim)

KARTANEWS.COM, SUMATERA — Rangkaian banjir, banjir bandang, dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatra dalam sepekan terakhir. Cuaca ekstrem yang dipicu dinamika atmosfer dan dampak tidak langsung Siklon Tropis Senyar menyebabkan lonjakan korban jiwa, dengan Provinsi Sumatra Utara menjadi daerah dengan dampak terparah.

Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) masih berlangsung di tiga provinsi utama terdampak, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh. Data sementara menunjukkan jumlah korban meninggal terus bertambah, sementara puluhan lainnya masih hilang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kronologi bencana Hidrometeorologi di Sumatra berlangsung dalam tiga fase utama yang saling berkaitan, yaitu:

Fase 1 — Pemicu Awal dan Hujan Ekstrem (Akhir Pekan Lalu)

Curah hujan meningkat drastis sejak akhir pekan akibat pengaruh tidak langsung Siklon Tropis Senyar yang menarik massa udara lembap ke wilayah Sumatra. Hujan lebat turun tanpa henti selama beberapa hari, terutama di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Fase 2 — Puncak Kejadian: Longsor dan Banjir Bandang (Awal–Pertengahan Pekan Ini)

Hujan berkepanjangan menyebabkan tanah jenuh air dan sungai meluap. Puncak bencana terjadi saat:

  • Longsor besar melanda Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Humbang Hasundutan (Sumut), menimbun rumah warga dan memutus akses jalan strategis.
  • Banjir bandang menghantam sejumlah wilayah di Sumatra Barat, seperti Padang Pariaman dan Agam, membawa material kayu, batu, dan lumpur ke permukiman.
  • Banjir meluas di Aceh, merendam ribuan rumah dan memaksa evakuasi massal pada dini hari.

Fase 3 — Dampak Meluas dan Status Darurat (Pertengahan Pekan–Hari Ini)

Debit air dari hulu yang terus bertambah membuat banjir dan longsor menjalar ke berbagai wilayah. Kerusakan infrastruktur mulai dari jembatan, jalur penghubung, hingga irigasi memutus akses logistik dan memperlambat operasi SAR.

Dilansir dari Liputan6.com, pada hari ini (28/11/2025) Sumatra Utara melaporkan 47 hingga 62 korban meninggal akibat longsor dan banjir bandang dan puluhan warga masih dinyatakan hilang.

Kerusakan signifikan terjadi di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Humbang Hasundutan, termasuk akses jalan yang tertutup total akibat material longsoran.

Pemprov Sumatra Barat menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana selama 14 hari menyusul banjir dan longsor yang melanda 13 kabupaten/kota. BPBD Sumbar menyatakan fokus penanganan pada evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pembukaan akses vital. 

Sementara itu, di Aceh, banjir merendam ribuan rumah dan mengharuskan ribuan warga mengungsi. Sepuluh kabupaten/kota telah menetapkan status darurat. Jalur utama Banda Aceh–Medan sempat terputus sebelum akhirnya bisa dilalui kembali dengan pengawasan.

BMKG mengingatkan masyarakat di seluruh Sumatra untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan. Risiko bencana susulan masih tinggi mengingat kondisi tanah yang sudah jenuh.

Pemerintah melalui Kemenko PMK, BNPB, BPBD, TNI/Polri, dan relawan kini fokus pada percepatan pencarian korban, penyaluran logistik, serta pemulihan akses infrastruktur. (AUNI)

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0