Klaim 'Air Pegunungan' Dipertanyakan, KDM Sidak Pabrik AMDK di Subang, Soroti Sumur Bor dan Dampak Ekologis

Oct 23, 2025 - 21:50
Oct 24, 2025 - 21:51
 0  4
Klaim 'Air Pegunungan' Dipertanyakan, KDM Sidak Pabrik AMDK di Subang, Soroti Sumur Bor dan Dampak Ekologis
(YT/KDM Channel)

KARTANEWS.COM, SUBANG - Jagat media sosial dihebohkan oleh rekaman sidak yang dilakukan oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) di salah satu pabrik air minum kemasan (AMDK) terbesar di Subang, Jawa Barat. 

Video yang viral tersebut tidak hanya menyoroti infrastruktur, tetapi juga memicu polemik serius mengenai klaim "air pegunungan alami" yang selama ini menjadi identitas utama merek tersebut.

Dikutip dari jawapos.com, KDM memulai kunjungannya dengan mempertanyakan kontribusi perusahaan terhadap infrastruktur publik, khususnya jalan provinsi yang sering digunakan oleh operasional pabrik. Namun, fokus sidak segera bergeser ke inti permasalahan, yakni sumber air yang dipromosikan sebagai air pegunungan.

"Air pegunungan, tapi dari sumur bor?" tanya KDM, mempertanyakan perbedaan antara citra produk dengan realita di lapangan.

Hasil sidak itu secara mengejutkan mengungkap bahwa air yang diolah perusahaan ternyata berasal dari pengeboran air tanah dalam (sumur bor) yang memompa dari lapisan akuifer. 

Temuan ini langsung bertentangan dengan asosiasi mata air alami di permukaan gunung yang melekat kuat dalam benak konsumen selama bertahun-tahun.

"Selama ini kami pikir dari mata air alami, ternyata hasil bor tanah,” tulis salah satu pengguna X (Twitter), mewakili kejengkelan dan perasaan tertipu publik.

Melampaui masalah klaim iklan, Dedi Mulyadi juga menaikkan isu penting terkait dampak lingkungan yang diakibatkan oleh praktik penyedotan air tanah secara masif. 

KDM menekankan bahwa eksploitasi berlebihan di kawasan pegunungan menyimpan ancaman bencana ekologis serius.

"Kalau terus diambil tanpa kontrol, bisa saja terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Air tanah itu bukan sumber yang tak terbatas,” kata Dedi dalam videonya.

Publik secara luas menuding perusahaan tidak transparan dalam menjelaskan asal-muasal sumber airnya. Banyak warganet yang menyuarakan kekecewaan, menuntut kejelasan tentang makna "alami dari pegunungan" di tengah praktik pengeboran yang terekspos, mempertanyakan kejujuran etika bisnis.

Warganet menuding perusahaan tidak cukup transparan dalam menjelaskan sumber airnya, sementara citra “alami dari pegunungan” terus diangkat dalam iklan dan kemasan produknya.

Acara sidak ini telah meluaskan isu air minum kemasan dari sekadar urusan konsumen menjadi perdebatan sengit tentang tanggung jawab lingkungan korporasi di tengah ancaman kekeringan dan pergeseran ekosistem di wilayah Subang. (J)

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0