Menakar Ulang Pengetahuan Geopolitik di Tengah Kabut Disinformasi

Di tengah hiruk-pikuk dunia digital, banyak orang sibuk mengikuti isu global tanpa benar-benar memahami maknanya. Padahal, di balik setiap berita internasional, ada arah kekuasaan yang perlahan membentuk masa depan bangsa.

Oct 28, 2025 - 16:32
Nov 6, 2025 - 09:59
 0  11
Menakar Ulang Pengetahuan Geopolitik di Tengah Kabut Disinformasi
Ilustrasi Penulis Pentingnya Geopolitik Bagi Generasi Muda

Di tengah derasnya informasi digital, peta dunia tak lagi sekadar hiasan di ruang kelas. Geopolitik kini menjadi bagian dari keseharian masyarakat — mempengaruhi harga bahan pokok, energi, hingga arah kebijakan negara. Namun, kesadaran geopolitik di Indonesia masih minim. Banyak warga yang belum paham bagaimana dinamika global mempengaruhi isi dompet dan kehidupan mereka sehari-hari.

Kita sering terbuai oleh semangat nasionalisme instan yang hanya hidup di layar ponsel. Mengibarkan bendera virtual memang mudah, tapi membaca arah kepentingan global membutuhkan nalar yang tajam. Ketika Amerika dan Tiongkok bersaing dalam perang ekonomi, sebagian besar masyarakat menilainya hanya sekedar rebutan pasar. Padahal, di baliknya tersembunyi perebutan kendali politik, teknologi, dan sumber daya yang juga menekan posisi negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Rendahnya pemahaman geopolitik membuat masyarakat rentan termakan berita bohong dan propaganda. Narasi populis yang disebar lewat media sosial cepat diterima tanpa proses berpikir kritis. Begitu ada isu luar negeri yang bersentuhan dengan kepentingan nasional, respon publik sering meledak secara emosional, bukan rasional. Padahal, inti dari memahami geopolitik bukanlah tentang mencari kawan atau lawan, melainkan tentang mencari posisi suatu bangsa di tengah-tengah pusaran kepentingan global.

Kondisi ini kian terasa di kalangan muda. Banyak anak muda yang fasih bicara tren luar negeri, tapi gagap menjelaskan strategi geopolitik negaranya. Hal ini tidak sepenuhnya kesalahan mereka. Dunia pendidikan pun jarang membangkitkan kesadaran geopolitik secara serius. Sekolah dan universitas lebih fokus pada angka dan prestasi akademik, bukan pada pembentukan daya nalar global yang kritis dan reflektif.

Padahal, generasi muda adalah penentu masa depan bangsa. Mereka akan menghadapi tantangan geopolitik yang jauh lebih rumit, mulai dari perang data, krisis energi, hingga pertarungan pengaruh di kawasan Indo-Pasifik. Tanpa memahami geopolitik, mereka dengan mudah terseret arus opini global yang tampak menarik namun penuh dengan jebakan.

Sudah waktunya pengetahuan geopolitik keluar dari ruang seminar dan buku tebal. Ia harus hidup di ruang publik: dalam pemberitaan, diskusi kampus, hingga diskusi warung kopi. Literasi geopolitik bukan wacana elit, tapi kebutuhan rakyat. Sebab bangsa yang tidak paham arah geopolitiknya akan mudah disetir oleh kekuatan asing. Sebaliknya, bangsa yang memahami letak pijaknya akan lebih siap menghadapi badai global.

Melek geopolitik berarti sadar bahwa setiap berita, kebijakan, dan konflik internasional dapat berdampak pada kita. Di zaman ketika kabar palsu bisa jadi alat perang, kesadaran geopolitik adalah hal pertama yang harus dimiliki bangsa ini.

What's Your Reaction?

Like Like 2
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0
Irla Hadratan Iman Saya seorang paralegal, analis kebijakan publik, organisator dan public speaker