KARTANEWS.COM, BERAU – Remaja berusia 18 tahun, Tiara Tresiana Igin membuktikan bahwa remaja bukan penghalang untuk memberi dampak yang besar. Siswi SMAN 4 Berau ini baru saja terpilih sebagai Duta GenRe Kabupaten Berau 2025, membawa semangat besar untuk menyuarakan isu-isu remaja dan mendorong perubahan lewat edukasi serta keteladanan.
Lahir dan besar di Kabupaten Berau, Tiara saat ini tinggal di Asrama Putri SMAN 4 Berau.
Tiara dikenal sebagai siswi aktif yang terlibat dalam berbagai kegiatan. Ia merupakan anggota PIK-R Puri (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), aktif di PMR, komunitas teater, serta OSIS. Minatnya pada edukasi remaja, kesenian, dan olahraga tradisional membuatnya menonjol bukan karena popularitas tetapi karena rasa peduli dan simpati yang tulus.
“Saya ingin dikenal bukan karena populer tapi karena kebermanfaatan. Kalau kehadiran saya bisa mengubah hidup satu orang jadi lebih baik, itu sudah cukup bagi saya,” ujarnya.
Tiara mengaku bahwa proses seleksi Duta GenRe adalah perjalanan panjang dan menantang. Ia harus melewati berbagai tahapan seperti seleksi tertulis, wawancara, unjuk bakat, pembekalan hingga presentasi program kerja. Saat namanya diumumkan sebagai pemenang, ia tak kuasa menahan haru.
“Saya langsung ingat dengan semua perjuangan ini. Saya berdiri di sana bukan karena saya hebat tapi karena Tuhan baik dan banyak orang percaya pada saya,” kenangnya.
Baginya, menjadi Duta GenRe bukan sekadar memakai selempang atau tampil di atas panggung. Lebih dari itu, ini adalah amanah untuk membawa perubahan, menjadi teman bagi sesama remaja, dan menjadi suara bagi mereka yang belum mampu menyuarakan keresahan, permasalahan hidup remaja dan mimpi-mimpinya.
Tiara membawa program unggulan bertajuk One Egg, One Day. Program ini bertujuan mencegah stunting dan anemia pada remaja melalui kebiasaan sederhana: mencuci tangan sebelum makan dan mengonsumsi satu butir telur setiap hari. Telur dipilih karena bernutrisi tinggi, terjangkau, dan mudah didapatkan.
Dengan pendekatan kreatif seperti kampanye media sosial, tantangan kelompok, dan edukasi interaktif di sekolah maupun komunitas, Tiara berharap program ini menjadi gerakan berkelanjutan bukan sekadar kampanye sesaat.
“Saya ingin menjadikan gaya hidup sehat sebagai budaya baru, bukan hanya slogan. Semua itu bisa dimulai dari langkah kecil yang konsisten,” tegasnya.
Dalam menyuarakan isu-isu sensitif seperti pernikahan dini, seks bebas, dan penyalahgunaan narkoba, Tiara memilih pendekatan yang bersahabat. Ia ingin hadir sebagai teman sebaya yang bisa dipercaya bukan sebagai sosok yang menghakimi.
“Kadang yang dibutuhkan remaja itu bukan nasihat tapi tempat aman untuk didengar. Saya ingin hadir sebagai teman yang siap mendengar dan membantu,” ujarnya.
Tiara menyebut bahwa tantangan terberat dalam perjalanan ini adalah mengatasi keraguan dan ketidakpercayaan diri. Namun, ia memilih untuk terus belajar, bertumbuh, dan berserah. “Saya selalu memulai langkah dengan doa. Kalau memang itu baik buat saya, Tuhan pasti bukakan jalannya.”
Tiara juga sosok yang sangat menghargai dukungan dari keluarga, guru, sahabat, hingga para mentor GenRe. Menurutnya, keberhasilan ini bukanlah hasil kerja sendiri melainkan kolaborasi banyak tangan yang menopang.
Sebagai bentuk refleksi dari perjalanannya, Tiara menyampaikan sebuah pesan penuh makna:
“Perjalanan ini bukan tentang siapa yang paling menonjol tapi tentang siapa yang tetap berjalan meski sempat merasa takut. Tentang siapa yang mau belajar meski belum sempurna. Dan tentang siapa yang berserah, karena percaya bahwa ketika Tuhan yang pegang kendali, semua akan sampai di tempat yang tepat.”
“Saya mungkin berdiri di panggung sebagai pemenang tapi sejatinya saya berdiri di sana mewakili banyak impian, harapan, doa, tangan-tangan yang menopang, dan cinta yang tidak kelihatan. Kemenangan ini untuk kita semua.” ujarnya dengan penuh haru dan harapan.
Tiara Tresiana Igin bukan sekadar Duta GenRe. Ia adalah simbol keberanian, ketulusan dan harapan remaja Indonesia khususnya kabupaten Berau. Sosok remaja yang berjalan bukan demi sorotan tapi demi cahaya yang bisa ia bagikan untuk remaja lainnya. Karena baginya, satu langkah kecil yang dilakukan dengan hati, bisa membuka jalan besar menuju perubahan dan peradaban. (AUNI)