KARTANEWS.COM, BERAU – Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) menggelar seminar parenting dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025, Kamis (24/7/2025) bertempat di Tokyo Ballroom Hotel Bumi Segah, Tanjung Redeb. Kegiatan ini mengangkat tema “Regulasi Emosi dan Pengelolaan Stres pada Ibu Bekerja” yang menjadi isu penting dalam pengasuhan anak di era modern.
Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 160 peserta, terdiri dari ibu bekerja dari berbagai latar belakang profesi, organisasi perempuan, guru, perwakilan HIMPSI, Forum Peduli Anak, Bhayangkari, Dharma Wanita Persatuan serta tenaga layanan kesehatan dari beberapa kelurahan dan kecamatan sekitar kota Tanjung Redeb. Para peserta tampak antusias mengikuti rangkaian acara dengan mengenakan kebaya-kebaya cantik, seiring peringatan Hari Kebaya Nasional yang juga jatuh pada tanggal yang sama.
Staf Ahli Bupati Berau Bidang Keuangan dan SDM, Jaka Siswanta menyampaikan bahwa peran ibu dalam keluarga sangatlah strategis, khususnya dalam pembentukan karakter anak sejak dini. Ia menegaskan pentingnya kesehatan mental dan pengelolaan emosi yang baik bagi para ibu khususnya yang menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah tangga sekaligus pekerja.
“Kita semua paham bahwa ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Ketika ibu memiliki ketangguhan emosional dan mental, maka keluarga akan tumbuh dalam suasana yang sehat. Seminar ini merupakan upaya konkret untuk mendukung ibu-ibu kita agar tetap kuat dalam menjalankan perannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa tantangan menjadi ibu bekerja saat ini tidak hanya terletak pada pembagian waktu, namun juga bagaimana ibu mampu mengatur tekanan, stres, dan emosi yang muncul dari lingkungan kerja maupun rumah tangga.
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Berau, Rabiatul Islamiah selaku pelaksana, dalam laporannya menyampaikan bahwa seminar ini menghadirkan narasumber profesional yang merupakan konselor berlisensi dari Provinsi Kalimantan Timur. Dalam paparannya, narasumber menjelaskan bahwa ibu bekerja lebih rentan mengalami parenting stress, yakni tekanan emosional yang muncul akibat ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan pengasuhan anak. Hal ini, bila tidak ditangani dengan baik, berpotensi berdampak negatif pada tumbuh kembang anak.
“Stres yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan anak menjadi pribadi yang lemah secara sosial, sulit berinteraksi, bahkan bisa mengalami gangguan psikologis. Oleh karena itu, ibu harus memiliki keterampilan dalam mengelola emosi dan stres, agar tidak menjadi pelampiasan kepada anak,” terangnya.
Ia juga menambahkan bahwa seminar ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam membangun keluarga tangguh dan ramah anak, sesuai dengan semangat Kabupaten Layak Anak (KLA) yang sedang digalakkan.
“Kami ingin mendorong para ibu agar lebih mengenali dan mengelola emosinya dengan baik, memahami pentingnya keseimbangan antara karier dan pengasuhan,” tuturnya.
“Kegiatan ini juga menjadi ruang belajar dan refleksi bersama tentang pentingnya peran ibu sebagai agen utama dalam pembentukan karakter anak bangsa khususnya di kabupaten Berau,” tambahnya.
Pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada berbagai regulasi nasional maupun daerah, di antaranya:
• Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Hak Anak
• Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perlindungan Anak
• Peraturan Daerah Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak
Adapun tujuan utama kegiatan ini adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para ibu terkait regulasi emosi serta kesehatan mental.
2. Meningkatkan suasana positif dan resiliensi dalam lingkungan keluarga.
3. Memberikan edukasi tentang pencegahan serta penanganan stres dan gangguan emosional bagi ibu bekerja.
Di akhir kegiatan, peserta mendapatkan sesi tanya jawab interaktif dan diskusi kelompok tentang tantangan nyata yang dihadapi dalam pengasuhan, serta teknik-teknik regulasi emosi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berlangsungnya seminar ini, Pemerintah kabupaten Berau berharap akan tumbuh lebih banyak keluarga yang memiliki ketahanan emosional serta anak-anak yang sehat secara psikologis dan sosial sebagai generasi penerus yang unggul menuju generasi emas 2045. (AUNI)