Site icon Kartanews

Terungkap! Inilah Alasan di Balik Kekacauan Penumpang Berulang di Bandara Kalimarau

KARTANEWS.COM, BERAU – Bandara Kalimarau di Berau dalam dua hari berturut-turut, pada Sabtu dan Minggu, yakni 28 hingga 29 juni 2025 mengalami insiden yang melibatkan seorang penumpang bernama Mohammad Sulhan yang diketahui memiliki riwayat gangguan jiwa. Insiden ini menarik perhatian setelah Mohammad Sulhan dua kali berupaya melakukan penerbangan ke Surabaya untuk pengobatan lanjutan, namun keduanya berakhir dengan pembatalan dan penanganan oleh pihak bandara.

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas I Kalimarau, Patah Atabri menjelaskan kronologi kejadian dimulai pada Sabtu (28/6/2025) siang, sekitar pukul 13.30 WITA. Mohammad Sulhan bersama pamannya, Sukiat berencana terbang ke Surabaya menggunakan Batik Air penerbangan ID 6347. Mereka telah membeli tiket secara online dan melakukan check-in secara daring.

“Pada hari Sabtu, beliau berangkat akhirnya beli tiketnya online. Beli tiket online, cek-innya pun online juga,” terangnya.

Pada awalnya, kondisi Mohammad Sulhan tampak sehat. Namun, setelah memasuki ruang tunggu, Mohammad Sulhan dan pamannya terlibat cekcok. Pertengkaran berlanjut hingga mereka masuk ke dalam pesawat.

“Awalnya dia terlihat baik-baik saja. Tapi, begitu di ruang tunggu, dia mulai cekcok dengan pamannya, dan pertengkaran itu berlanjut terus sampai mereka di dalam pesawat,” ungkapnya.

Akibat cekcok yang intens di dalam pesawat, Mohammad Sulhan memutuskan untuk tidak mau terbang dan pamannya pun ikut membatalkan keberangkatan. Keduanya akhirnya kembali pulang pada hari Sabtu tersebut.

“Akhirnya dari pihak Mohammad Sulhan itu untuk memutuskan tidak mau terbang. Akhirnya pamannya juga keluar, gak mau terbang juga pada hari Sabtu. Akhirnya keluar ke Bandara pulang pada hari Sabtu,” ucapnya.

Keesokan harinya, pada Minggu (29/6/2025) siang, Mohammad Sulhan dan pamannya kembali membeli tiket online untuk penerbangan yang sama, Batik Air ID 6347 tujuan Surabaya. Mereka tiba di bandara dan menunggu di ruang tunggu.

Namun, insiden kembali terjadi. Mohammad Sulhan tiba-tiba memaksa untuk boarding duluan dan mencoba menerobos ke gate B1 yang seharusnya untuk penerbangan Wings Air tujuan Balikpapan. Padahal, gate untuk penerbangan Batik Air ke Surabaya adalah B2 dan boarding untuk penerbangan tersebut belum dimulai.

“Dia mau menerobos ke gate B1, sedangkan Batik yang jurusan ke Surabaya itu gate-nya B2,” jelasnya.

Upaya penerobosan ini segera ditahan oleh petugas Aviation Security (Avsec) Bandara. Karena kondisi kejiwaannya, Mohammad Sulhan memukul petugas Avsec. Sebagai respons, petugas Avsec secara refleks menumbangkan Mohammad Sulhan untuk mengamankan situasi.

“Saat memaksa masuk mohammad sulhan langsung menyerang petugas avsec, petugas avsec pun secara refleks menumbangkan dia untuk mengamankan situasi,” katanya.

Pihak Avsec sstelah itu segera berkoordinasi dengan Pos Polisi Bandara. Ia menegaskan bahwa otoritas Bandara selalu melayani calon penumpang dengan baik, namun akan mengambil tindakan tegas jika ada penumpang yang agresif.

“Kita semua, namanya calon penumpang, kita layani dengan baik. Apabila ada calon penumpang yang agresif maka kita akan melakukan tindakan,” ujarnya.

Tindakan yang dilakukan bertujuan untuk meredam situasi dan berkoordinasi dengan pos polisi demi menjaga keamanan bandara. Jika kondisi penumpang tidak memungkinkan, maka penerbangan akan dibatalkan.

“Apabila memungkinkan, maka dia tidak bisa diterbangkan,” tuturnya.

Dirinya menjelaskan bahwa tidak ada sanksi yang diberikan kepada Mohammad Sulhan karena Bandara adalah fasilitas umum yang harus melayani semua orang, termasuk mereka yang memiliki kondisi khusus.

“Sanksinya enggak ada karena ini kan Bandara umum. Jadi kita harus melayani semuanya,” tegasnya.

Setelah insiden pada hari Minggu, Mohammad Sulhan dibawa oleh Avsec dan Pos Polisi Bandara ke rumah sakit. Di sana, ia ditangani oleh poli jiwa Rumah Sakit Dokter Abdul Rifai. Terungkap bahwa Mohammad Sulhan memang pasien rutin di rumah sakit tersebut dengan diagnosa paranoid skizofrenia.

“Dan ternyata si Mohammad Sulhan itu pasien di rumah sakit sini. Rumah sakit dokter Abdul Rifai. Ada diagnosanya, surat dari keterangan dokter itu. Dia didiagnosa paranoid schizoprenia,” pungkasnya. (J)

Exit mobile version