KARTANEWS.COM, BERAU – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Berau terus mengintensifkan program-program yang berfokus pada kesejahteraan anak, termasuk kegiatan pelayanan KB gratis dan pengembangan fasilitas ramah anak. Hal ini disampaikan oleh Kepala DPPKBP3A Berau, Rabiatul Islamiah dalam sebuah wawancara.
Rabiatul Islamiah menjelaskan bahwa tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang kerap dipusatkan di tingkat provinsi atau nasional, tahun ini Berau aktif melaksanakan pelayanan KB dan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) gratis di tingkat daerah.
“Surat kami terima tanggal 27, kemudian langsung kami adakan rapat dan persiapan. Alhamdulillah hari ini sudah bisa dilaksanakan,” ujarnya.
Salah satu capaian membanggakan adalah diresmikannya TK Pembina Gunung Tabur sebagai Sekolah Ramah Anak rujukan nasional. Menurutnya, sekolah ini berhasil menjadi rujukan karena fasilitasnya yang memenuhi standar.
“Alhamdulillah saat ini di Berau, PAUD, SD, SMP, bahkan SMA, sudah hampir 50% sekolah yang kita jadikan sekolah ramah anak,” ungkapnya.
Dikatakannya bahwa tidak hanya sekolah, inisiatif Rumah Ibadah Ramah Anak juga tengah digalakkan.
“Beberapa persen rumah ibadah juga sudah kita jadikan rumah ibadah ramah anak,” tuturnya.
Program-program ini dilaksanakan secara bertahap, disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. Selain sekolah dan rumah ibadah, pengembangan ruang bermain ramah anak juga menjadi prioritas. Saat ini, baru ada satu ruang bermain ramah anak yang berlokasi di Jalan Milono, samping Perpustakaan Berau.
“Kami berharap ke depan akan ada penilaian untuk bisa dijadikan ruang bermain ramah anak lainnya,” katanya.
Terkait kriteria penilaian untuk Sekolah Ramah Anak, Rabiatul menjelaskan bahwa ada item-item dan persentase tertentu yang menjadi acuan.
“Nanti akan kami berikan terkait penilaian Sekolah Ramah Anak,” Ucapnya.
Meskipun progres yang baik dalam program ramah anak, Kabupaten Berau masih berada di kategori Madya untuk status Kabupaten Layak Anak (KLA).
“Tahun ini kita masih di Madya. Ada beberapa item yang memang nilainya masih sama, belum bisa kita tingkatkan,” jelasnya.
Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah ketersediaan ruang bermain ramah anak yang memenuhi standar tertentu yang belum sepenuhnya terkoneksi. Selain itu, aspek lain seperti ketersediaan Jaringan Jalan dan Prasarana Transportasi juga menjadi perhatian.
“Kami sudah koordinasi dengan OPD terkait, mudah-mudahan tahun ini bisa dilaksanakan dan ada peningkatan,” harapnya.
Ia optimistis bahwa dengan koordinasi yang terus-menerus dengan OPD terkait, Berau dapat meningkatkan status KLA di masa mendatang.
“Tahun ini masih tetap di Madya. Mudah-mudahan dua tahun akan datang kita bisa di Nindya,” pungkasnya. (J)