Friday, December 13, 2024
Google search engine
HomeKesehatanKenapa Hubungan Seks Berisiko Rentan Sebarkan Mpox? Ini Ulasannya...

Kenapa Hubungan Seks Berisiko Rentan Sebarkan Mpox? Ini Ulasannya…

Advertisements

KOMPAS.com – Cacar monyet atau monkeypox (Mpox) lebih rentan terjadi pada orang-orang yang melakukan hubungan seks berisiko dibandingkan mereka yang berhubungan dengan aman. Mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan RI di X pada Rabu (22/8/2024), ada 88 kasus Mpox di Indonesia berdasarkan data terbaru yang dikonfirmasi per Sabtu (17/8/2024). Menurut hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap 88 kasus Mpox terkonfirmasi, sebagian besar penyakit ditularkan melalui hubungan seksual berisiko.

“Perilaku seksual berisiko yang dimaksud yakni gonta-ganti pasangan dan seks sesama jenis,” kata Kemenkes dalam akun sosial media tersebut. Kemenkes mengingatkan masyarakat secara umum untuk berhati-hati, karena perilaku seks berisiko bisa menjadi penyebab seseorang terkena Mpox dan pemicu kasusnya meningkat secara nasional.

Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penetapan status Mpox kembali sebagai keadaan darurat kesehatan global pada 14 Agustus, karena peningkatan kasusnya yang signifikan di Afrika.

Dari kasus-kasus terkonfirmasi di kawasan Afrika WHO pada 2024, 95 persen dilaporkan di Republik Demokratik Kongo (DRC).

Peningkatan kasus Mpox di DRC didorong oleh subclade I, yaitu Ia dan Ib. Wabah yang terkait dengan clade Ib Mpox di Kongo utamanya menyerang orang dewasa dengan cepat, sebagian besar  terkait dengan hubungan seksual (tidak semua terjadi secara eksklusif). Kemudian, virus meluas dalam jaringan yang terkait dengan seks komersial dan pekerja seks. Baca terus artikel ini untuk mempelajari alasan hubungan seks berisiko sangat mungkin menjadi jalur penyebaran Mpox.

Kenapa hubungan seks berisiko rentan menyebarkan Mpox?

Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Setelahnya, ini dapat menyebar dari manusia ke manusia. Penularan Mpox dari orang ke orang utamanya terjadi melalui kontak dekat dengan seseorang yang menderita cacar monyet. Kontak dekat tersebut bisa meliputi kontak antara kulit ke kulit, mulut ke mulut, mulut ke kulit, dan bertatap muka dengan orang lain yang menderita Mpox (seperti berbicara atau bernapas berdekatan, yang dapat menularkan partikel pernapasan).

Semua cara penularan Mpox tersebut sangat mungkin terjadi selama berhubungan seks dan kemungkinan terinfeksi semakin besar ketika melakukan aktivitas seksual yang berisiko. Contohnya, berciuman, bersentuhan, seks oral dan penetrasi vaginal atau anal, dengan seseorang yang terinfeksi. Orang yang melakukan kontak dengan pakaian, perlengkapan tidur, handuk, elektronik, dan permukaan lain yang telah disentuh oleh penderita cacar monyet juga berisiko. Oleh karena itu, disarankan kepada siapa pun yang memiliki ruam atau lesi baru dan tidak biasa harus menghindari hubungan seks atau kontak dekat lainnya dengan orang lain sampai mereka menjalani tes infeksi menular seksual (IMS) dan mpox.

Ruam dapat ditemukan di tempat-tempat yang sulit dilihat di dalam tubuh, seperti mulut, tenggorokan, alat kelamin, dan area anus.

Meskipun virus cacar monyet telah ditemukan dalam air mani, saat ini belum diketahui apakah Mpox dapat menyebar melalui air mani atau cairan vagina. Mengenakan kondom tidak akan sepenuhnya melindungi Anda dari Mpox, tetapi dapat mengurangi risiko atau tingkat paparan Anda dan akan membantu melindungi Anda dan orang lain dari penularan HIV dan berbagai IMS lainnya. Orang-orang yang terkena Mpox disarankan untuk menggunakan kondom selama 12 minggu setelah mereka pulih.

Sumber

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments