Saturday, September 7, 2024
Google search engine
HomeFoodMcDonald's Punya Harga Baru Setelah Alami Penurunan Penjualan

McDonald’s Punya Harga Baru Setelah Alami Penurunan Penjualan

Menu burger paling favorit khalayak umum dari McDonald’s adalah BigMac. (Detikfood/BigMac)

Kalimantan, Kartanews – McDonald’s sedang mempertimbangkan kembali strategi penetapan harga, setelah pelanggan beramai ramai melakukan aksi boikot terhadapnya sehingga berdampak pada penjualan makanan cepat saji tersebut.

Selama satu tahun ini mereka mengalami penurunan penjualan sebesar 1% selama periode April-Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya – penurunan pertama sejak pandemi. Penurunan ini terjadi meskipun restoran hamburger tersebut menawarkan potongan harga untuk mencoba memenangkan kembali pelanggan yang sadar biaya dan mereka yang telah memboikot restoran tersebut karena perang Israel-Gaza.

Bos Chris Kempczinski mengatakan hasil buruk telah memaksa perusahaan untuk “memikirkan ulang secara komprehensif” mengenai harga. Dia mengatakan kepada investor bahwa perusahaan akan bersandar pada diskon untuk mencoba menghentikan penurunan penjualan.

Para eksekutif meluncurkan promosi baru-baru ini, seperti makanan seharga $5 di AS dan kampanye di Inggris di mana pengunjung dapat memilih tiga item seharga £3. Upaya tersebut diperkirakan akan diperpanjang dalam beberapa bulan mendatang dan perusahaan tersebut mengatakan pihaknya sedang bekerja sama dengan pewaralaba dalam upaya “nilai” lainnya.

Saham perusahaan tersebut naik lebih dari 3% setelah pembaharuan tersebut, karena Kempczinski mengatakan McDonald’s memiliki skala untuk membuat strategi tersebut berhasil.

“Kami tahu bagaimana melakukan hal ini. Kami bekerja sama dengan pewaralaba kami untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan,” katanya.

(Getty Image/BigMac) McDonald’s menghadapi reaksi buruk dari pelanggan setelah menaikkan harga secara signifikan selama pandemi. Bulan lalu, kepala operasinya di AS secara resmi menanggapi keluhan tersebut dengan surat terbuka kepada pelanggan, dan mengatakan bahwa media sosial memberikan gambaran yang tidak akurat.

Namun saat berbicara dengan investor, Kempczinski mengakui bahwa perusahaannya masih harus melakukan upaya untuk mendapatkan kembali reputasi nilai perusahaannya.

“Kenaikan harga, yang dilakukan sebagai respons terhadap inflasi, telah mendorong konsumen untuk mempertimbangkan kembali kebiasaan membeli mereka”, Ujar Kempczinski. Meskipun beberapa pasar telah mampu menyesuaikan diri, namun di pasar lain, “perlu adanya pemikiran ulang yang lebih komprehensif”, katanya. (CS)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments